Belakangan ini, saya mengamati seorang trader yang fokus pada trading subjektif, dan metode yang digunakannya sangat mengesankan. Sebagai seorang trader kuantitatif, saya sangat menyadari pentingnya menulis faktor yang logis. Namun, kita tetap perlu bergantung pada data historis untuk melakukan backtesting, yang mengharuskan kita mendeskripsikan aturan trading dengan tepat.
Sebaliknya, metode trader subjektif ini lebih canggih. Dia memulai dari sudut pandang psikologis para peserta pasar, fokus pada pembelian di titik terendah dan perdagangan pembalikan. Metode ini melibatkan banyak konsep samar yang sulit untuk diukur dan tidak dapat dijelaskan dengan model matematis yang tepat.
Perbandingan ini menyoroti perbedaan mendasar antara perdagangan kuantitatif dan perdagangan subjektif. Perdagangan kuantitatif bergantung pada data historis dan model matematika yang tepat, sedangkan perdagangan subjektif lebih mengandalkan pemahaman intuitif tentang psikologi pasar dan dinamika.
Terkadang kita harus mengakui bahwa model deret waktu memiliki keterbatasan dalam memprediksi arah pasar. Untuk benar-benar memahami pasar, mungkin kita perlu melangkah keluar dari analisis data murni dan lebih banyak mengamati serta menginterpretasikan tren pasar dari sudut pandang para pelaku pasar.
Pandangan ini menginspirasi kita untuk berpikir: dalam mengejar akurasi dan keterulangan strategi perdagangan, apakah kita juga harus memberikan ruang untuk intuisi dan perasaan pasar? Mungkin ini adalah area di mana pedagang kuantitatif dan pedagang subjektif dapat saling belajar dan mengambil pelajaran.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
6 Suka
Hadiah
6
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
CryptoTherapist
· 8jam yang lalu
mari kita unpack fomo trading ini melalui meditasi grafik yang penuh kesadaran... tarik napas, hembuskan napas fam
Lihat AsliBalas0
MrRightClick
· 8jam yang lalu
Lihat gambar dan bicaralah, semua tergantung pada intuisi.
Lihat AsliBalas0
SmartContractWorker
· 8jam yang lalu
Lihat data untuk apa, hati manusia yang paling sulit diukur.
Lihat AsliBalas0
ChainSherlockGirl
· 9jam yang lalu
Data juga mulai kapitulasi terhadap perasaan? Pertunjukan dimulai~
Belakangan ini, saya mengamati seorang trader yang fokus pada trading subjektif, dan metode yang digunakannya sangat mengesankan. Sebagai seorang trader kuantitatif, saya sangat menyadari pentingnya menulis faktor yang logis. Namun, kita tetap perlu bergantung pada data historis untuk melakukan backtesting, yang mengharuskan kita mendeskripsikan aturan trading dengan tepat.
Sebaliknya, metode trader subjektif ini lebih canggih. Dia memulai dari sudut pandang psikologis para peserta pasar, fokus pada pembelian di titik terendah dan perdagangan pembalikan. Metode ini melibatkan banyak konsep samar yang sulit untuk diukur dan tidak dapat dijelaskan dengan model matematis yang tepat.
Perbandingan ini menyoroti perbedaan mendasar antara perdagangan kuantitatif dan perdagangan subjektif. Perdagangan kuantitatif bergantung pada data historis dan model matematika yang tepat, sedangkan perdagangan subjektif lebih mengandalkan pemahaman intuitif tentang psikologi pasar dan dinamika.
Terkadang kita harus mengakui bahwa model deret waktu memiliki keterbatasan dalam memprediksi arah pasar. Untuk benar-benar memahami pasar, mungkin kita perlu melangkah keluar dari analisis data murni dan lebih banyak mengamati serta menginterpretasikan tren pasar dari sudut pandang para pelaku pasar.
Pandangan ini menginspirasi kita untuk berpikir: dalam mengejar akurasi dan keterulangan strategi perdagangan, apakah kita juga harus memberikan ruang untuk intuisi dan perasaan pasar? Mungkin ini adalah area di mana pedagang kuantitatif dan pedagang subjektif dapat saling belajar dan mengambil pelajaran.